Postingan

Mensyukuri Rezeki Kesempatan

 


Mensyukuri Rezeki Kesempatan 


Oleh: Ari Susanah 


Saat ini saya sedang mengikuti kegiatan Pendidikan Guru Penggerak angkatan 10. Sebenarnya, awalnya saya pernah mendaftar di angkatan 1 CGP tahun 2020 lalu. Saya yang saat itu penasaran dan belum paham tentang program Guru Penggerak asal klik saja daftar di halaman SIM PKB. Padahal ketika itu saya sedang ikut program PPG dalam jabatan. Dan kabarnya peserta yang ingin mendaftar tidak boleh mengikuti dua program secara bersamaan sekaligus. 


Akhirnya saya pun tidak melanjutkan untuk memproses pendaftaran tersebut. 


Selanjutnya, di CGP angkatan ke-5 tahun 2021, saya mulai serius untuk mendaftar kembali. Saya lolos pada tahap pertama menulis essay dan pengajuan berkas CV pendaftaran. Pada tahap wawancara saya pun merasa sangat percaya diri karena mengenal assesornya. Beliau pernah menulis buku di antologi yang sama dengan saya. Akan tetapi pada saat tahap simulasi pembelajaran, saya terkendala oleh jaringan internet. Rencananya saat itu saya ingin melaksanakan simulasi pembelajaran di lab komputer sekolah. Saya menyiapkan sebuah infocus, dan juga perangkat pembelajaran dilengkapi alat-alat lainnya dari setengah jam menjelang masuk room g-meet. 


Qodarullah tiba-tiba jaringan internet tidak stabil dan error. Sedikit panik 10 menit lagi menjelang masuk ruang g-meet saya putuskan untuk pulang ke rumah. Akhirnya peralatan sekolah tidak saya bawa karena belum mengantongi izin dari pengurus lab komputer sekolah. Sesampainya di rumah, dengan tergopoh-gopoh saya langsung masuk ke room g-meet . Saya terlambat sekitar 2 menit dan di dalam room tersebut sudah ada dua orang asesor. Mereka sempat menanyai keterlambatan saya. Saya jawab ada kendala jaringan di sekolah, dan saya putuskan untuk pulang ke rumah. Tentu saja tanpa perlengkapan yang memadai dan juga suasana ramainya anak-anak saya di rumah membuat simulasi pembelajaran saya kurang kondusif. Salah seorang asesor menanyakan apakah saya tidak membaca peraturan jika harus tidak ada orang selain peserta berada di dalam ruangan ketika simulasi pembelajaran berlangsung. Terus terang saja hati saya menciut dan menjadi kacau. Saya pasrah dengan pengumuman yang akan saya terima nantinya. 


Benar saja ketika pengumuman lolos tahap kedua tidak terdapat nama saya. Teman-teman saya banyak yang lolos. Mengambil pelajaran dari hal tersebut saya tidak putus asa dengan kegagalan ini. Saya hanya menyadari bahwa memang belum ada rezeki kesempatan saya untuk angkatan 5 meskipun saya sudah berusaha secara maksimal. Selanjutnya di angkatan ketujuh saya mendapat support dari teman-teman untuk ikut kembali. Akan tetapi waktu itu saya belum merasa benar-benar siap. Karena ketika itu saya baru saja melahirkan anak saya yang ke 5. Sehingga pendaftaran dan essay yang saya isi di angkatan ke-7 hanya copy paste dari esai yang saya ajukan dan tulis di essay CGP angkatan ke-5 dulu. Dan mungkin itu adalah faktor Saya terkena plagiasi. Pada saat pengumuman tidak ada nama saya dalam daftar peserta lolos CGP tahap 1 angkatan 7. Saya kembali menerima kenyataan bahwa rezeki kesempatan itu belum berpihak.


Tidak berhenti di situ, ketika ada kesempatan di angkatan 9 saya kembali mendaftar. Banyak celoteh terdengar nyinyir bahwa saya dianggap orang yang sangat ambisius. Saya ingin memperoleh posisi tertentu atas apa yang saya usahakan. Mungkin benar dan saya anggap itu sebagai motivasi dan doa. Akan tetapi faktor lainnya adalah bahwa saya merasa untuk guru seperti saya dan seorang ibu dari 5 anak yang masih kecil-kecil, saya merasa bahwa jika saya tidak terlibat langsung untuk mengikuti program tersebut saya benar-benar tidak tahu informasi tentang perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini. 


Saya kembali menata langkah dan memantapkan jiwa untuk berusaha mencari rezeki kesempatan. Alhamdulillah di angkatan ke-9 saya lolos. Baik pada tahap 1 maupun tahap 2 wawancara dan simulasi mengajar. Namun saya kembali harus menerima kenyataan bahwa ternyata angkatan 9 harus menunggu (parkir ) untuk mendapatkan undangan PGP sampai dengan angkatan 10. Kabarnya hal itu dikarenakan masih kurangnya Pengajar Praktik. Itu sebabnya Saya baru mendapatkan undangan untuk mengikuti program pendidikan guru penggerak tahun ini. Dari beberapa kali kegagalan dan akhirnya harus menunggu, saya belajar bahwa saya harus mensyukuri rezeki yang berupa kesempatan. Dengan melaksanakan semua proses sepenuh hati dan lebih serius menjalaninya. 


Saya percaya bahwa niat baik dan ketekunan kita tidak ada yang sia-sia.


Tambun Selatan, 22 Maret 2024

Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ari Susanah. Saya tinggal di Kabupaten Bekasi Tambun Selatan desa Sumberjaya. Saya menikah, punya 4 orang anak. Profesi saya adalah guru. Saya telah menerbitk…

Posting Komentar

© Ari Susanah Blog. All rights reserved. Developed by Jago Desain