Gawai dan KBM

 


Gawai dan KBM


Di sekolah tempat saya mengajar awalnya diperbolehkan membawa gawai atau gadget. Namun banyak sekali guru yang mengeluh karena siswa tidak menggunakan gawai sebagaimana. Alih-alih menggunakannya untuk belajar dan membuka tautan yang berhubungan dengan pembelajaran mereka malah ada yang hanya chatting dan berselfie ria. Pendidikan karakter menjadi semakin memprihatinkan. Guru yang menjelaskan di depan tidak diperhatikan. Banyak siswa-siswi tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran. Walaupun tidak semuanya seperti itu. 

Dari banyaknya keluhan guru-guru akhirnya kepala sekolah mengambil tindakan. Seluruh siswa di sekolah saya dilarang membawa gawai atau handphone.


 Sebenarnya saya salah satu guru yang sangat menyayangkan akan kebijakan ini. Di mana di era digitalisasi saat ini teknologi adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari lagi. Banyak sekali manfaatnya terutama dalam dunia pendidikan. Lalu apakah kita akan mundur dari majunya teknologi? mengajar secara konvensional dan manual. 


Walaupun sebagian guru telah mempunyai proyektor dan menayangkan video YouTube di setiap pembelajarannya. Namun dengan tidak diperbolehkannya siswa-siswi membawa handphone atau gawai itu sama saja menjadi pembelajaran satu arah. Karena kegiatan mereka hanyalah mencatat dan mencatat. Paling sering mereka melakukan presentasi dan diskusi yang baru mereka siapkan dari rumah sebelum kegiatan belajar pembelajaran berlangsung. 


Padahal dengan gawai sebenarnya mereka langsung bisa eksekusi mencari bahan diskusi dan langsung bisa presentasi saat itu juga. Dengan gawai yang ada di tangan mereka ketika pembelajaran berlangsung mereka juga langsung bisa searching di Google maupun ensiklopedia yang menjadi aplikasi di gawai tersebut. 


Memang banyak sekali plus minusnya. Sebagai guru kita bisa memberi kebijakan saat kegiatan belajar mengajar tidak selalu menggunakan gawai atau handphone. Yang artinya penggunaan gawai dibatasi namun juga tidak sepenuhnya dilarang. Kita bisa membantu mereka untuk lebih bijak dalam memanfaatkan gawai. 


Karena sebenarnya mereka juga sangat membutuhkan gawai selain untuk belajar. Contohnya ketika orang tua mereka yang harus menjemput dikala pulang sekolah. Tentu saja dengan tidak adanya gawai akan cenderung lebih menyulitkan. Apalagi ketika musim hujan dan juga ketika ada sesuatu acara di luar pembelajaran. Saat mereka harus pulang lebih awal ataupun pulang lebih dari jam waktu pembelajaran. Dengan menggunakan gawai mereka bisa langsung menghubungi orang tua. 


Apakah bisa peraturan sekolah memberikan kebijakan agar gawai tetap diperbolehkan namun disimpan di suatu tempat dan dibantu oleh guru untuk menjaganya.

Bagaimana dengan peraturan gawai di sekolah Anda?🙏


Tambun Selatan, 1 Februari 2023

#tantanganmenulisfebruariceria_ke-1

Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ari Susanah. Saya tinggal di Kabupaten Bekasi Tambun Selatan desa Sumberjaya. Saya menikah, punya 4 orang anak. Profesi saya adalah guru. Saya telah menerbitk…

3 komentar

  1. Bagus
  2. Tulisan yang sangat menarik di jaman digital age saat ini. Memang dilematik sekali ttg penggunaan gawai bagi murid di lingkungan sekolah. Lengah sedikit saja, mereka berselancar bebas tanpa pengawasan. Jika dilihat dari sisi negatif, bagi mereka yg "kecanduan" dg gawai, hal ini akan mengganggu konsentrasi belajar mereka, ada rasa keinginan yang kuat untuk segera melihat gawai. Dampak lainnya adalah tidak menutup kemungkinan bagi murid yang "spesial" akan dengan mudahnya berkomunikasi dg orang luar untuk melakukan aksi-aksi kenakalan remaja seperti tawuran dan lain sebagainya.
    Jika sekolah akan menerapkan kebijakan tentang gawai dilingkungan sekolah, dibutuhkan kolaborasi dan komitmen yang kuat dari seluruh warga sekolah. Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah ketika sedang tidak dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran, murid wajib menitipkan gawai mereka kepada petugas piket sekolah, selain itu, razia gawai di jam pelajaran juga diperlukan untuk melatih kedisi…
    1. Betul sekali Bu, terimakasih komen nya
© Ari Susanah Blog. All rights reserved. Developed by Jago Desain