KBMN PGRI ke 14: KONSEP BUKU NON FIKSI








Tidak terasa KBMN PGRI angkatan 28 telah memasuki pertemuan ke-14 dari 30 pertemuan. Hal ini berarti beberapa gerbang lagi akan mengantarkan bapak ibu menuju terbitnya buku solo.


Ada beberapa peserta yang sudah memiliki banyak buku solo dan juga antologi.  Bisa dikatakan gelombang KBMN 28 tempat berkumpulnya para suhu. Dan saya yakin dan percaya gelombang KBMN 28 akan melahirkan lulusan terbanyak dari peserta KBMN sebelumnya.

Energi positif saling belajar dan antusias dari peserta KBMN 28 sangat luar biasa. Tentunya akan banyak terbit karya buku solo yang tak kalah hebatnya.

Kepintaran dalam mengemas isi buku tentu menjadi poin penting,  bertujuan agar buku yang dihasilkan menjadi bermakna di setiap lembarannya. 

Jika kita berbicara tentang buku,  maka penulis harus mengetahui bagaimana konsep buku yang akan ditulis. 

Selain memiliki tujuan dan manfaat,  konsep buku juga menjadi strong why penulis agar karya buku yang sedang digarap bisa tuntas baik berupa buku fiksi maupun buku nonfiksi.

Jadi bagi seorang penulis mengetahui konsep buku sangat penting karna berkaitan dengan pola yang akan memudahkan proses penulisan buku Bapak Ibuk. Hal ini juga agar Bapak Ibuk terhindar dari kemandekan ide atau bahasa kerennya terhindar dari virus writer's block. 

Pada pertemuan malam ini kita akan mengupas materi tentang *Konsep Buku Nonfiksi* bersama Ibu Musiin,  M. Pd. Profil singkat dari narasumber Ibu Musiin atau akrab dipanggil Bu Iin merupakan guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri kelahiran Kota Tahu Takwa Kediri. 

Bu Iin juga merupakan peserta KBMN gelombang 8 yang berhasil duet dengan Prof. Eko Indrajit, karya buku mayor beliau berjudul *Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi.*

Selain menjadi penulis, beliau juga Founder Organisasi Swadaya Masyarakat YAPSI dan juga Founder PT In Jaya. 

Kemudian juga tidak kalah hebatnya,  alumni IKIP Negeri Malang ini juga berhasil menempuh Short Course di SEAMEO RELC di Singapura pada tahun 2015. Benar-benar multitalenta narasumber pada malam hari ini.

Dan moderator pada malam hari ini adalah ibu cantik Yandri Novita Sari yang akan membersamai para peserta di KBMN 28 pada malam ini. 

Ibu Yandri berasal dari Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Pesisir Selatan. Jika bapak ibuk berkunjung kedaerah saya, maka mata akan dimanjakan dengan panorama pantai di sepanjang jalan.

Moderator juga merupakan alumni KBMN gelombang 25-26 bersama kakak Purbaniasita,  Koko Sim Chung Wei, dan lainnya.

Sebelum pemaparan materi dimulai, semua peserta diminta untuk berdoa.

Selamat malam Bapak Ibu peserta KBMN PGRI yang luar biasa. Meskipun melalui chat, atmosfer dan getaran positif dari peserta sangat terasa.

Semoga kegiatan menulis ini menjadi berkah bagi kita semua dan pertemuan ini menjadi penguat iman dan imun tubuh. Semoga ilmu yang kita peroleh malam ini bermanfaat dunia akhirat.Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Om Jay dan Ibu Moderator Mbak Yandri Novitasari yang telah memberi kesempatan kepada  saya untuk berbagi sedikit ilmu dan berdiskusi dengan para peserta.

Materi malam ini kita akan berbagi dengan sahabat-sahabat yang telah berhasil menerbitkan buku nonfiksi.Untuk yang sedang berproses, jangan kuatir pasti akan sampai di tujuan.

Resume yang sudah disusun dengan bagus. Ini berarti tinggal selangkah lagi, PASTI akan terbit buku nonfiksi. Apa lagi bagi para peserta yang memiliki segudang pengalaman, keterampilan, pengetahuan yang hanya tersimpan dalam diri.Apa yang kita tulis akan menjadi pengukir sejarah dan warisan anak cucu. Kita mulai dari pengertian tulisan nonfiksi.Tulisan ini bersifat objektif dan berbasis data dan fakta.Bahasa yang digunakan juga bersifat denotatif, apa adanya. Ini merupakan contoh-contoh tulisan nonfiksi. Nanti di akhir sesi kita beri kesempatan teman-teman yang berhasil menerbitkan karya nonfiksi, menyampaikan sekilas karyanya.

Kata Prof Rhenaldi Kasali, kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan  selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan.  Seperti nasihat Om Jay “Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi.”

Sebagai alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8, narasumber  juga mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Kami bersembilan telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan buku kami telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya saya berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi.

Hari ini para peserta sudah sampai di pertemuan ke-14, dan Bapak Ibu sudah menerima materi dari para narasumber yang luar biasa yang semuanya mendorong untuk segera melakukan  aksi nyata menghasilkan buku.

Ketakutan  yang narasumber rasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:

1. Takut tidak ada yang membaca.

2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3. Merasa karya orang lain lebih bagus.S

Narasumber membaca resume Bapak Ibu, Prof Eko memberi tantangan menulis dengan berbagai topik yang salah satunya adalah Keterampilan Abad 21.

Silakan segera dieksekusi dengan langsung menulis.Ini adalah pola penulisan buku nonfiksi.

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 

Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Pola yang narasumber pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.

 Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni

1. Pratulis

2. Menulis Draf

3. Merevisi Draf

4. Menyunting Naskah

5. Menerbitkan 

Langkah Pertama

 Pratulis


1. Menentukan tema

2. Menemukan ide

3. Merencanakan jenis tulisan

4. Mengumpulkan bahan tulisan

5. Bertukar pikiran

6. Menyusun daftar

7. Meriset

8. Membuat Mind Mapping

9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

1. Pengalaman pribadi

2. Pengalaman orang lain

3. Berita di media massa

4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5. Imajinasi

6. Mengamati lingkungan

7. Perenungan

8. Membaca buku

9. Survey

10. Wawancara

Artinya, kita tidak akan bisa menulis dengan bagus, jika kita tidak pernah membaca dan mengupdate pengetahuan kita. Maka dari itu ada baiknya kita harus saling mengunjungi antar blog dan meninggalkan jejak komentar.

Tema yang narasumber angkat adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020

Buku ini dit keulis di awal pandemi Covid-19.

Referensi berasal dari data dan fakta yang narasumber peroleh dari literasi di internet.

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka.Kerangka ini narasumber ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.


BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital


BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, narasumber mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be

Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

 Berikut ini adalah anatomi buku nonfiksi.

Anotomi Buku:

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis

Untuk merevisi draf, para peserta kemarin telah mendapatkan materi tentang Proofreading sebelum menerbitkan tulisan. Ini berarti antar materi saling berkaitan. Bapak ibu tinggal melakukan eksekusi.

 Berikut ini adalah trending topik yang bisa Bapak Ibu gunakan sebagai bahan tulisan Bapak Ibu.

Untuk mengetahu suatu topik menarik atau tidak, para peserta dapat melihat di aplikasi google trends

Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar

Pesan terakhir dari narasumber adalah "Mari kita mulai menulis dan jangan pulang sebelum menang. Bapak ibu sudah di tengah jalan, segera ambil piala kemenangan Bapak Ibu. Terima kasih, mohon maaf jika ada yang kurang berkenan."

Tambun Selatan, 10 Februari 2023

Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ari Susanah. Saya tinggal di Kabupaten Bekasi Tambun Selatan desa Sumberjaya. Saya menikah, punya 4 orang anak. Profesi saya adalah guru. Saya telah menerbitk…

Posting Komentar

© Ari Susanah Blog. All rights reserved. Developed by Jago Desain