Postingan

KBMN PGRI Pertemuan ke-26: Menjadi Penulis Buku Mayor

 


Pernahkah anda bermimpi bisa menulis dan menerbitkan buku di penerbit mayor? Tidak ada yang tidak mungkin bagi mereka yang terus berusaha dan menggali potensinya. Seperti tema pada malam hari ini. Kelas belajar menulis Nusantara PGRI telah memasuki pertemuan ke-26. Dan pertemuan kali ini mengusung tema "Menjadi Penulis Buku Mayor".

Menarik sekali bukan temanya?

Ibu Raliyanti sang Moderator yang ramah membuka pertemuan dengan salam hangatnya.
Beliau membacakan susunan acara dari pembukaan pemaparan materi oleh narasumber sesi tanya jawab dan penutup. 

Narasumber hebat kita malam ini adalah bapak Joko Irawan Mumpuni. Beliau adalah direktur penerbitan dari penerbit Andi Yogyakarta. Beliau juga tercatat sebagai anggota dewan pertimbangan IKAPI DIY, penulis buku bersertifikat BSNP dan asesor BSNP.

Setiap penulis tentunya mempunyai impian jika buku hasil karyanya bisa diterbitkan oleh penerbit mayor. Tidak banyak jumlah penerbit Mayor di Indonesia. Menjadi penerbit Mayor memiliki kriteria yang tidak mungkin dapat diraih dalam waktu pendek. Tetapi bisa sampai puluhan tahun. Syarat menjadi penerbit Mayor salah satunya adalah harus sudah memiliki judul terbitan buku puluhan ribu judul dan tiap tahunnya harus penerbitkan ratusan judul secara konsisten.
Penerbit merupakan industri di bidang industri kreatif. Yang di dalamnya adalah kolaborasi insan-insan kreatif seperti penulis, editor,  layouter, illustrator, dan desain grafis. Ini adalah bagian dari industri kreatif penerbitan cetak saat ini dan mendatang akan bertambah insan-insan kreatif bidang yang akan bergabung seiring dengan perkembangan dunia penerbitan yang kini sudah mengarah pada publisher 5.O. yang memanfaatkan teknologi it untuk menerbitkan karya-karya kreatifnya. Ada jenis-jenis buku di dunia ini biasanya klasifikasi jenis buku digambar dengan grafis yang mirip sirip ikan seperti ini.


Dua kategori besar jenis buku adalah buku teks (buku sekolah dan kampus) dan buku non teks (buku-buku populer). Buku sekolah disebut buku pelajaran sedangkan kampus disebut buku Perti (perguruan tinggi). Buku non teks dibagi dua lagi menjadi buku fiksi dan nonfiksi sehingga grafisnya akan tergambar seperti ini.




Buku perguruan tinggi dibagi lagi menjadi dua menjadi buku eksak dan non eksak.
Dan sekarang kita akan melihat pada level mana posisi kita terkait dengan tulis-menulis perhatikan gambar berikut.

Harapannya selalu mengikuti acara ini para peserta sudah berada di level paling atas industri penerbitan bila digambar utuh lengkap maka ekosistemnya seperti ini.

Di penerbit Mayor perlu diketahui bahwa ada penulis yang secara rutin tiap 6 bulan sekali menerima royalti sampai ratusan juta secara rutin semoga suatu hari nanti saya bisa seperti itu. 

Pertanyaan besar yang sering muncul adalah apa kriteria agar naskah buku dapat diterima oleh penerbit untuk dapat diterbitkan. Karena tidak semua naskah dapat diterima sebagai contoh penerbit Andi itu tiap bulan menerima naskah masuk bisa sampai 500 naskah. Namun yang diterima untuk diterbitkan hanya 50 judul saja. Dan berikut inilah kriteria penilaiannya:


Pasti sekarang ada yang bertanya lalu apa yang dimaksud dengan tema populer bagaimana cara menilainya? Jawabannya adalah dengan data. Salah satu data yang kami pakai adalah trend dari Google trend. contohnya,


Apakah buku yang membahas tema tentang batu akik akan diterima? Tema tentang batu akik ternyata sudah tidak menjadi tren lagi. Jadi kalau ada naskah buku masuk bertema batu akik saat ini pasti akan ditolak. Lalu bagaimana dengan tema yang lain? Pemasaran contohnya bagus kan pasarannya tidak pernah mengalami titik nadir dan kemudian hilang dari minat masyarakat.

Dan satu hal lagi reputasi penulis ternyata sangat. Maka tidak heran ketika Profesor Eko indrajit ada program nulis bersama dengan guru. Semua penerbit Andi menerimanya. Mengapa? Karena di sana tercantum nama Profesor ekoji sebagai salah satu penulisnya. Pertanyaan lain yang sering muncul adalah bagaimana cara menentukan jumlah cetak atau oplah. Perhatikan gambar berikut ini ada empat kuadran. Penerbit akan sangat berhati-hati jika ada buku-buku yang bertema memiliki pasar sempit dan life cycle pendek namun penerbit akan senang dengan teman-teman buku yang memiliki life cycle panjang dan market lebar.


Masalah selingkung juga banyak ditanyakan penerbit bapak pakai gaya selingkung apa jawaban kami adalah memakai gaya selingkung apapun yang dipakai penulisan.

Sebagai seorang penulis Anda juga harus dapat menakar diri anda sendiri sebenarnya Anda termasuk penulis yang industrialis atau idealis?
Jadi penerbit akan menerima naskah buku yang memiliki pangsa pasar yang luas.

Kemudian narasumber menutup kelas dengan kata-kata motivasi berikut ini;




Demikianlah paparan materi dari Pak Joko Irawan Mumpuni dan Bu Rali sebagai moderatornya. Bagi saya yang seorang penulis pemula tulisan-tulisan di atas dan paparan materinya sangat bermanfaat. Terutama yang ingin menjadi penulis buku mayor. Semoga suatu saat karya-karya saya dapat tembus ke Penerbit mayor. Aamiin ya rabbal alamiin 🙏

Tambun Selatan, 8 Maret 2023
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ari Susanah. Saya tinggal di Kabupaten Bekasi Tambun Selatan desa Sumberjaya. Saya menikah, punya 4 orang anak. Profesi saya adalah guru. Saya telah menerbitk…

Posting Komentar

© Ari Susanah Blog. All rights reserved. Developed by Jago Desain